Sedangkannama Toraja mulai terdengar sejak adanya hubungan dengan orang2 bugis dan orang-oran dari luar Toraja. Kemudian penulis asal Eropa Y. Kruit dan A. Adriani mempergunakan nama Toraja. Itupun disandur dari kata To Riaja (To= Orang , Riaja = diatas bagian Utara, yang artinya orang yang berdiam diatas bagian pegunungan pada sebelah utara yaitu sehubungan dengan letak dari negeri tondok
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID bfkgjvxGU8EHmKxwrjTntGfxYWBxeLI1nKtSooRKvaA-LSI7QGrpnw==
SukuDunia ~ Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidendereng dan dari luwu.Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebuatn To Riaja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan", sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat".
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 003211 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7ef42caa71b740 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Unknown7 juni 2018 17.49. Yang sudah tau (orang makassar) gak usah ikutan ji kodong).karena ini yang belum tau saja supaya mereka tahu juga bahasa gaul makassar.hahaha. Percakapan Bahasa Makassar Dan Artinya - Contoh Drama Percakapan Bahasa Makassar Sulawesi Selatan Beserta Artinya / Unknown 7 juni 2018 17.49.. Kata mutiara
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beragam budaya yang mempengaruhi rumah adat. Suku Toraja adalah salah satu suku yang mendiami Sulawesi Selatan. Suku Toraja memiliki rumah adat yang khas yaitu Tongkonan. Bagian atap rumah Tongkonan terlihat menyerupai perahu. Dari buku "Nilai-Nilai Luhur Arsitektur Rumah Adat Tongkonan Toraja", Tongkonan berasal dari bahasa Toraja. Kata Tongkon artinya duduk. Sedangkan dalam arti luas Tongkon adalah tempat mendengar perintah dan petuah dalam menyelesaikan suatu persoalan. Rumah Adat Toraja dan Sejarahnya Dahulu, rumah adat suku Toraja dipakai sebagai pusat pemerintahan adat dan persatuan rumpun suku Toraja. Masyarakat Toraja juga membedakan tingkatan rumah Tongkonan berdasarkan fungsinya, antara lain Tongkonan Layuk dan Tongkonan Pekamberan. Dua tingkatan dalam rumah ini merupakan tingkatan tertinggi. Tongkonan berfungsi sebagai pusat kekuasaan adat dan membina persatuan suku Toraja. Pemberian Tongkonan Layuk dan Pekamberan ini dilakukan melalui upacara adat. Upacara adat dilakukan selama tiga hari dengan mempersembahkan darah binatang seperti kerbau, babi, dan ayam. Nilai Filosofis Tongkonan Tongkonan dipandang sebagai dunia secara mikrokosmos oleh suku Toraja. Salah satu konsep filosofis adalah kepercayaan masyarakat Toraja terhadap Tongkonan. Rumah Tongkonan selalu menghadap ke Utara. Menurut kepercayaan, utara dianggap sebagai arah suci dan tempat bersemayam Puang Matua sang pencipta alam semesta. Bagian atap dibuatkan lubang untuk jalan masuk dan berkah dari Puang Matua. Berdasarkan konstruksi bangunan, Tongkonan memiliki nilai filosofis mencerminkan dunia. Ada tiga bagian yaitu dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah. Menurut suku Toraja, tiga tingkatan itu tersusun dari rumah Tongkonan. Pertama adalah bagian atap yang melambangkan dunia atas. Bagian atap ini digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka. Dunia tengah adalah bagian rumah yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Sedangkan bagian kolong atau bawah rumah, melambangkan dunia bawah. Bagian kolong ini digunakan untuk kandang ternak. Jenis Tongkonan Berdasarkan buku berjudul "Tongkonan Mahakarya Arsitektur Tradisional Suku Toraja", ada beberapa jenis Tongkonan. Jenis rumah berdasarkan kedudukan penguasa dan jumlah ruangan. Ada tiga jenis rumah Tongkonan antara lain Tongkonan Layuk, Tongkonan Pekaindoran, dan Tongkonan Batu A’riri. Ketiga rumah ini memiliki perbedaan pada tiang dan hiasan. 1. Tongkonan Layuk atau Pesio Aluk Tongkonan Layuk dipakai sebagai pusat pemerintahan dan kekuasaan suku Toraja dahulu. Tempat ini dipakai untuk menyusun aturan-aturan sosial dan keagamaan. Tongkonan ini ditempati ketua adat atau kepala desa. Setiap hari, Pesio Aluk dipakai untuk musyawarah dan rapat penting pemuka adat. Selain itu, jenazah suku Toraja yang meninggal dunia bisa diletakkan sementara dalam rumah ini. Tongkonan Layuk memiliki banyak ornamen dari kepala kerbau kabongo dan simbol kepala ayam katik. Tongkonan juga memakai a’riri posi’ tiang pusat. 2. Tongkonan Pekamberan atau Pekaindoran Rumah adat ini punya beberapa nama lain seperti Tongkonan Keparengngesan, Kabarasan, dan Anak Patalo. Tongkonan Pekamberan fungsinya sama seperti Tongkonan Layuk. Rumah ini digunakan untuk bangsawan dan keluarga terpandang. Keluarga kaya ini sering melakukan acara adat dan rapat keluarga. Jenazah suku Toraja bisa disemayamkan dalam rumah ini. Hiasan yang dibolehkan dalam tumah Tongkonan Pekamberan hanya kepala kerbau dan kepala ayam. 3. Tongkonan Batu A’riri Tongkonan Batu A'riri digunakan untuk tempat tinggal golongan tomakaka bangsawan dan golongan kaunan orang biasa. Namun, ada perbedaan dari ukiran dan tempat upacara adat. Tongkonan golongan Tomakaka diperbolehkan memakai ukiran, tergantung kemampuan ekonomi pemilik rumah. Sementara rumah golongan kaunan tidak boleh memakai ukiran rumah. Nama Ruangan Rumah Toraja 1. Banua Sang Lanta Rumah Toraja ini hanya memiliki satu ruangan. Satu ruangan dipakai untuk kegiatan sehari-hari seperti memasak, tempat kerja, hingga tempat tidur. Banua Sang Lanta biasanya digunakan untuk para pengabdi kepala adat. 2. Banua Duang Lanta Rumah Tongkonan ini tidak digunakan untuk upacara adat seperti rumah Tongkonan Batu A'riri. Banua Duang Lanta memiliki dua ruang yaitu ruang sumbung dan ruang sali. Ruang sumbung dipakai untuk istirahat dan tempat tidur. Sementara ruang sali dipakai untuk bekerja, memasak, dan tempat meletakkan jenazah sementara. 3. Banua Tallung Lanta Ruangan ini terdapat pada Tongkonan Pekamberan. Ada tiga ruangan yaitu sumbung, sali, dan tangdo. Ruangan berfungsi sama seperti ruang Banua Duang Lanta. Pembedanya adalah ruang Tangdo yang dipakai untuk tempat upacara pengucapan syukur dan tempat istirahat para tamu. 4. Banua Patang Lanta Ada empat ruangan rumah Tongkonan yaitu sumbung, Sali Iring, Sali Tangga, dan Tangdo. Sumbung dalam rumah Tongkonan dipakai untuk ruang tidur pemangku adat. Sementara ruang Sali Iring dipakai untuk ruang kerja, dapur, tempat menerima tamu, dan tempat tidur abdi adat. Bagian Saling Tangga digunakan untuk ruang tidur keluarga, ruang kerja, dan tempat jenazah untuk prosesi upcara adat. Ruangan Tangdo dipakai pemuka adat untuk tempat upacara penyembahan. Banua Patang Lanta ini adalah ruangan untuk rumah Tongkonan Layuk.
sedangnama toraja mulai terdengar sejak adanya hubungan tondok lepongan bulan tana matarik allo dengan negeri - negri bugis atau di luar tondok lepongan bulan, yang kemudian oleh y. kruit dan a. adriani mempergunakan nama toraja, itupun disadur dari kata to riaja (to = orang, riaja = sebelah di atas bagian utara) karena sehubungan dengan letak
Sebagai salah satu suku pedalaman di Indonesia yang memiliki adat dan alam yang unik, tentunya orang Toraja memiliki sejumlah falsafah atau pegangan hidup yang senantiasa diingat dan dilakukan dalam kehidupan berikut 5 falsafat hidup orang Toraja yang bisa banget kamu tiru. Yuk, baca artikel selengkapnya dibawah Pepatah "misa' kada dipotua, pantan kada dipomate" harafiah, pepatah ini artinya "satu pendapat membuat kita hidup, banyak ego pendapat pribadi membuat kita mati". Makna dari pepatah ini mengajak kita semua untuk senantiasa bersatu dalam menghadapi berbagai macam orang Toraja, pepatah ini dapat dikatakan sudah mendarah daging dan menjadi identitas masyarakat Toraja di mana pun berada. Beberapa organisasi mahasiswa yang penulis kenal di Makassar juga menggunakan pepatah ini sebagai Budaya malongko' atau masiri' di dalam budaya masyarakat Bugis yang dikenal dengan adanya istilah siri', masyarakat Toraja juga menganut budaya malongko' atau masiri' yang artinya malu ketika melakukan hal-hal yang tidak adanya aturan tertulis yang disertai dengan sanksi, budaya malu dalam masyarakat Toraja sukses membuat masyarakatnya mengurungkan niatnya ketika terbersit dalam pikirannya untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas. Baca Juga 9 Istilah yang Sering Dipakai Orang Toraja, Pernah Dengar? 3. Unturu' aluk sola Secara harfiah, falsafah ini artinya hidup dengan mengikuti aturan dan pantangan yang berlaku di dalam lingkungan Toraja maupun ketika pergi ke daerah orang lain agar dihargai oleh siapapun dan tidak akan mendapat contoh aluk atau aturan hidup seperti menghormati orang yang lebih tua dan suka menolong sesama. Sedangkan contoh pemali atau pantangan adalah tidak menginjak atau menyia-nyiakan makanan dan menikahi saudara sendiri atau menikah dengan kerabat keluarga yang lain seperti sepupu hingga tinggat 3 Falsafah Tallu ini menegaskan jika sesama mahluk hidup harus senantiasa hidup berdampingan dalam keharmonisan. Hal ini termasuk kearifan lokal masyarakat Toraja yang bisa membantu terjaganya lingkungan yang ideal bagi manusia, hewan dan harfiah, falsafah ini artinya 3 ukuran. Falsafah hidup ini menjadikan lolo tau manusia, lolo patuan hewan dan lolo tananan tanaman sebagai ukuran kebahagiaan orang kamu sudah memiliki keturunan, kerbau apalagi yang belang serta padi yang melimpah, maka kamu disebut termasuk golongan orang yang bahagia di sisa hidup yang sedang kamu Tae’ na ma’din disa’biangan te mai kande saba’ napakasalle ki’ harfiah, falsafah ini artinya tidak boleh merendahkan makanan karena itu yang membuat kita tumbuh besar hingga kini. Falsafah ini berkaitan erat dengan pantangan atau pemali dalam budaya orang Toraja yang sangat menghormati padi atau nasi sehingga harus diperlakukan dengan ini juga membuat orang Toraja memiliki kata umpatan yakni kenna na pula' ko bo'bo' yang artinya semoga kamu tersedak oleh nasi. Dengan demikian, makanan menjadi salah satu bagian terpenting dalam hidup yang patut kamu dari sekian falsafah hidup orang Toraja di atas, yang mana, nih yang sering kamu lakukan dalam hidupmu? Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar di bawah ini. Baca Juga 5 Tradisi Toraja yang Kesohor Hingga ke Mancanegara IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
SukuButon adalah suku bangsa yang menempati wilayah Sulawesi Tenggara tepatnya di Kepulauan Buton.Suku Buton juga dapat ditemui dengan jumlah yang signifikan di luar Sulawesi Tenggara seperti di Maluku Utara, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Maluku, dan Papua dikarenakan migrasi orang Buton di akhir tahun 1920-an. . Seperti suku-suku di Sulawesi kebanyakan, suku Buton juga merupakan suku pelaut. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID nyF1XeYxpbH305uIh4I9qken88zheELHAol9yyNezhjO6aEDcqmelQ==

PenerjemahanBulan November 2016 Format : Date Time Nama Pemohon Versi Indonesia Versi Toraja 11/1/2016 17:47:50 Christy Pada z Penerjemahan Indonesia - Toraja Maret 2017 Berikut adalah penerjemahan permintaan pengunjung Maret 2017 Format : Bulan/tanggal/tahun Time WITA Nam

- Suku Toraja adalah suku yang berasal dari Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Suku ini metepa di pengunungan bagian utara Sulawesi Selatan. Dilansir dari Kebudayaan Masyarakat Toraja karya Fajar Nuugroho, suku ini memiliki hubungan yang imbang dengan alam. Suku Toraja memperlakukan alam dengan baik."Melestarikan dan menjaga alam merupakan bentuk penghormatan terhadap arwah leluhur," tulis Nugroho. Sejarah suku Toraja Shutterstock/Putu Artana Orang Toraja DOK. Shutterstock/Putu Artana Menurut Nugroho, nama Toraja merupakan julukan yang digunakan oleh Suku Bugis Sindendereng dan Luwu untuk menyebut penduduk di sekitar Bugis Sindendereng menyebut kelompok masyarakat ini dengan nama To Riaja, artinya orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan. Orang Luwu menyebutnya To Riajang, berarti orang yang berdiam di sebelah barat. Baca juga Panduan Menuju Tongkonan Lempe, Negeri Atas Awan di Toraja Utara Harga Paket Menginap di Tongkonan Lempe, Negeri Atas Awan Toraja Utara 5 Aktivitas Wisata di Tongkonan Lempe, Negeri Atas Awan Toraja Utara Sementara itu, dari hasil penelitian antropologi, masyarakat Toraja merupakan hasil akulturasi antara penduduk pribumi dengan pendatang dari Teluk Tonkin di China. Suku Toraja kini diketahui menghuni hampir seluruh wilayah Kabupaten Tana Toraja.
NamaToraja sendiri sebenarnya merupakan kata dari Bahasa Bugis yaitu to riaja yang mana berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Identitas mereka yang kita kenal bernama Toraja merupakan pemberian dari perintah kolonial Belanda yang memberikan nama itu pada tahun 1909. Versi lain menyebutkan bahwasanya kata Toraja awalnya bernama toraya.
Ilustrasi dari Suku Toraja. Sumber Dispudpar Provinsi Sulawesi SelatanSuku Toraja merupakan salah satu suku asli Sulawesi Selatan. Dilansir melalui laman resmi milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Suku Toraja tinggal di pegunungan bagian utara dengan populasi sekitar 1 juta jiwa. Adapun setengah dari jumlahnya tersebar di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Toraja secara mayoritas beragama Kristen, sebagian kecil beragama Islam, dan sisanya masih menganut kepercayaan animisme yang disebut dengan Aluk To mengenal lebih jauh mengenai Suku Toraja, yuk simak informasi yang telah dirangkum melalui buku Mengenal Lebih Dekat Tana Toraja 2017 oleh Abd. Rahman Rahim berikut ini!Asal Usul Suku TorajaAsal usul Suku Toraja berasal dari Teluk Tonkin yang terletak di antara Vietnam Utara dan Cina Selatan. Awalnya, imigran asal Teluk Tonkin ini tinggal di wilayah pantai yang ada di Sulawesi, namun mereka pindah ke dataran tinggi yang sampai saat ini masih didiami oleh Suku juga bahwa masyarakat yang mendiami Tana Toraja ini adalah hasil percampuran dari penduduk lokal yang memang tinggal di dataran tinggi Sulawesi Selatan dengan para imigran dari Teluk Tongkin-Yunnan, Cina Selatan. Mereka berlabuh di sekitar hulu sungai, yakni daerah Enrekang, kemudian membangun Tana Toraja sebagai wilayah yang ditinggali Suku Toraja. Sumber Dispudpar Provinsi Sulawesi SelatanAsal usul dari Suku Toraja ini juga memiliki mitos tersendiri yang sangat melegenda. Konon, leluhur dari Suku Toraja merupakan manusia yang berasal dari nirwana. Masyarakat Toraja percaya bahwa nenek moyang mereka turun dari langit dengan tangga yang berfungsi sebagai alat komunikasi dengan Puang Matua Tuhan.Kata Toraja sendiri memiliki asal usul. Orang Bugis menyebut Toraja sebagai to riaja yang berarti orang yang berdiam di negeri atas. Orang Luwu menyebutnya sebagai to riajang yang berarti orang yang berdiam di sebelah barat. Sementara pendapat lain menyebutkan bahwa toraja berasal dari dua kata yakni to yang artinya orang dan maraya yang artinya besar/ Suku TorajaSaat Belanda menapakkan kakinya di Sulawesi pada abad ke-17, mereka awalnya tidak tertarik ke dataran tinggi Sulawesi Selatan. Alasannya, akses yang sulit dicapai dan hanya memiliki sedikit lahan tetapi,karena resah akan pesatnya persebaran Islam di daerah tersebut, akhirnya Belanda melihat Suku Toraja sebagai target potensial untuk menyebarkan agama Kristen. Sebab, saat itu mereka masih menganut garis lalu digambarkan sebagai wilayah Sa’adan yang kemudian disebut dengan Tana Toraja. Pada 1957 Toraja berhasil menjadi sebuah tahun 1990-an Suku Toraja terus mengalami transformasi budaya dari menganut kepercayaan animisme dan hidup bergantung pada sektor agraris, hinggamenjadi masyarakat yang secara mayoritas beragama Kristen. Kini masyarakat Tana Toraja terkenal mengandalkan sektor Suku TorajaSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa masyarakat Suku Toraja masih menganut kepercayaan Aluk To Tongkonan Mahakarya Arsitektur Tradisional Suku Toraja 2017 oleh Weni Rahayu menyebutkan bahwa Aluk Todolo merupakan agama/aturan dari leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi oleh Sang Pencipta yakni Puang kepercayaan ini manusia diwajibkan menyembah, memuja, dan memuliakan Puang Matua dengan melakukan ritual, antara lain sajian, persembahan, dan salah satu budaya Suku Toraja yaitu rambu solo. Sumber Portal Informasi IndonesiaBiasanya suku Toraja memberikan babi ataupun ayam sebagai persembahan kepada para Dewata atau Dewa sebagai pemelihara utusan Puang Matua. Upacara-upacara adat lain yang sering dilakukan oleh Suku Toraja ialah rambu solo yang merupakan upacara adat pemakaman dan rambu tuka yang merupakan upacara untuk merenovasi rumah itu dia informasi mengenai Suku Toraja mulai dari asal-usul, sejarah, dan budayanya. Menarik ya?
Rumahdan Pakaian Adat Toraja - Kata Toraja diperoleh dari Bahasa Bugis yaitu to riaja yang artinya adalah "orang yang berdiam di negeri atas". Suku ini menetap di pegunungan bagian utara Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah populasinya kira-kira sekitar 1 juta jiwa dan sekitar setengahnya masih tinggal di Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Mamasa.
- Berbagai kelompok etnis mewarnai keragaman yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Suku Toraja. Suku Toraja adalah penduduk asli yang berasal dari Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan yang menetap di sekitar pegunungan bagian juga Kearifan Tanah Toraja dalam Kopi Mangiru’ Dolo Masyarakat Suku Toraja masih banyak tersebar di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Baca juga Manene Suku Toraja, Ritual Bersihkan Jenazah untuk Hormati Leluhur, Tetap Digelar Walau di Perantauan Asal Usul Suku Toraja Dalam buku Tongkonan Mahakarya Arsitektur Tradisional Suku Toraja 2017 oleh Weni Rahayu, dijelaskan bahwa ada beberapa versi dari asal-usul nama Toraja. Baca juga Ritual Rawat Mayat Suku Toraja di Perbatasan RI-Malaysia Beri Pesan Damai Jelang PaskahOrang Bugis-Sidenreng menyebutnya orang Toraja dengan nama to riajang’ yang artinya orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan’. Sementara orang Luwu pada zaman Belanda menyebut orang Toraja dengan to riaja’ yang berarti orang yang berdiam di sebelah barat’. Ada pula versi lain yang menyebut bahwa orang Toraja berasal dari toraya’, yang bermakna orang besar atau bangsawan. Shutterstock/JOSE MIGUEL NAVARRETE Rumah Tongkonan, rumah adat Suku Toraja. Dari mitos yang beredar di masyarakat, Toraja adalah sebuah negeri otonom bernama Tondok Lepongan Bulan’ atau Tana Matarik Allo’. Para bangsawan menyebutkan Toraja berasal dari kata tau raja yang berarti orang raja atau keturunan raja. Dalam mitos tersebut, para bangsawan Toraja tana’ bulaan beranggapan bahwa mereka nenek moyang mereka adalah keturunan Puang Matua dewa tertinggi/Tuhan yang kemudian diangkat menjadi raja di Tondok Lepongan Bulan atau Tana Matarik Allo.
Selaingua, orang-orang Toraja juga punya patane.Kuburan berbentuk bangunan yang menyerupai sebuah rumah. Patane yang sama seperti kuburan lainnya di Toraja (berisi peti mati/peti mayat), disebut juga dengan banua tang merambu.Banua artinya rumah, tang artinya tidak, merambu artinya berasap.Banua tang merambu berarti rumah yang tidak berasap.Secara harfiah diartikan juga sebagai rumah yang

Daftar Isi Jenis Ukiran Toraja dan Maknanya Ukiran Toraja Kelompok Garonto' Passura' a. Pa'Barre Allo b. Pa'Tedong c. Pa'Londongan d. Pa'Sussuk Ukiran Toraja Kelompok Passura' Pa'Barean a. Pa'Dadu b. Pa'Sala'bi Di To'Mokki c. Pa'Sala'bi' Biasa Karua e. Pa'Lamban Lalan f. Pa'Tangke Rapa' g. Pa'Tutu' Ra'bung atau Pa'Dempang Ukiran Toraja Kelompok Passura' To Dolo a. Pa'Doti Langi' b. Pa'Limbongan c. Pa'Suletang d. Pa'Lolo Tabang Makassar - Ukiran Toraja menjadi salah satu ciri khas yang dimiliki oleh Suku Toraja, Sulawesi Selatan Sulsel. Suku Toraja dikenal memiliki sejumlah kekayaan alam dan aneka ragam budaya, termasuk karya seni rupa ukir yang ada ratusan jenis ukiran Toraja. Setiap ukiran tersebut pun memiliki arti dan makna jenis ukiran ini biasanya ditemui pada dinding rumah adat Toraja. Selain itu, ukiran Toraja juga digunakan pada bagian luar alang, erong, atau peti jenazah. Warna-warna yang digunakan dalam ukiran Toraja ada empat macam yakni, putih, kuning, merah, dan hitam. Masing-masing memiliki makna spritual tersendiri. Berikut adalah makna setiap warna ukiran TorajaPutih menandakan arah mata angin utara, sebagai simbol kebesaran dan tempat bertakhta Puang Matua Tuhan Allah.Kuning menandakan warna matahari terbit sehingga menandakan arah mata angin timur, sebagai simbol kematangan, kehidupan, dan penghormatan kepada dewa-dewa khusus dalam kepercayaan agama asli orang Toraja.Merah menandakan warna matahari saat tenggelam sehingga menandakan arah mata angin barat, sebagai simbol keberanian, dan sebagai simbol menandakan arah mata angin selatan, sebagai simbol kembali ke awal sebelum terang diciptakan, dan bersemayamnya arwah orang mengetahui makna warna yang terdapat pada ukiran Toraja, berikut ini 15 jenis ukiran Toraja beserta Ukiran Toraja dan MaknanyaUkiran Toraja Kelompok Garonto' Passura'Ukiran Toraja kelompok Garonto' Passura' adalah motif pada Ukiran Toraja yang berisi dasar lambang kearifan hidup suku Toraja. Berikut sejumlah ukiran Toraja dari kelompok Garonto' Passura'a. Pa'Barre AlloUkiran Toraja Pa'Bare' Allo Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Barre Allo memiliki arti ukiran yang menyerupai bulatan matahari dengan pancaran sinarnya. Berasal dari kata "Barre" yang berarti bulatan atau lingkaran dan "Allo" yang berarti ukiran ini biasanya digunakan pada bagian rumah adat Toraja yang mencuat condong ke atas berbentuk segitiga, baik bagian depan maupun belakang rumah. Ukiran ini selalu digunakan bersama-sama dengan ukiran Pa' Pa'Barre Allo memiliki sejumlah makna. Antara lain sebagai berikut1. Menyatakan tanda kemuliaan kepada Tuhan yang telah menciptakan Matahari;2. Lambang kebesaran, keagungan dan kebanggaan bagi orang-orang Toraja;3. Satu kesatuan yang utuh dan bulat dan memiliki tujuan yang sama dari negeri Tondok Lepongan Bulan Tana Matari Pa'TedongUkiran Toraja Pa'Tedong Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Tedong memiliki arti ukiran yang menyerupai muka seekor kerbau. Berasal dari kata "Tedong", yang dalam bahasa Toraja berarti ukiran ini melambangkan kerbau di Toraja adalah binatang peliharaan yang utama dan sangat disayangi. Bagi masyarakat Toraja kerbau memiliki fungsi ganda misalnya emas kawin, alat transaksi dalam jual beli masyarakat Toraja dan sebagai korban persembahan kepada Dewa dan ada teknologi kerbau dijadikan sebagai alat pengolah sawah. Bagi masyarakat Toraja, kerbau memiliki tingkatan strata dan jenis-jenis seperti, kerbau Balian, Saleko, Bonga, Pudu' dan Sambao. Untuk menentukan harga dari seekor kerbau akan dilihat dari jenis dan memiliki makna ukiran yang melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Toraja. Jenis ukiran ini dilukiskan pada indo' para papan besar teratas dan pada dinding-dinding penyanggah badan rumah dan lumbung ukiran Pa'Tedong tidak terdapat pada rumah atau lumbung padi, maka akan dipandang ukiran tak bermutu dan dianggap sebagai ukiran yang sedat atau buta. Menurut anggapan orang-orang tua ukiran Pa'Tedong adalah berpasangan dengan ukiran Pa'Doti Langi'.Oleh sebab itu jika ada orang yang mempunyai banyak kerbau dan mempunyai Ma' Doti Lagi', maka sempurnalah Pa'LondonganUkiran Toraja Pa'Londongan Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Londongan biasanya digunakan pada longa rumah dan lumbung di bagian depan maupun bagian belakang. Jenis ukiran ini memiliki arti "Londong" yang berarti ayam Pa'Londongan memiliki makna sebagai berikut1. Melambangkan keberanian seorang pemimpin, yang arif dan bijaksana;2. Diharapkan penghuni rumah mendapat keturunan yang berani seperti ayam jantan, yang kelak dapat melindungi orang banyak;3. Melambangkan penyelesaian hukum leluhur orang Toraja pada waktu mau penghamburan bibit padi terlebih dahulu melihat peredaran bintang dan bulan. Kalau ayam Lapandek itu sudah nampak di bulan, maka itulah tanda bahwa hujan hampir turun. Pada waktu itu mulailah orang membuka persemaian dan bekerja di sawah. Itulah sebabnya lukisan ayam jantan selalu ada pada rumah atau lumbung, bukan berarti ayam itu ada karena orang Toraja gemar sabung, melainkan memberikan tanda Pa'SussukUkiran Toraja Pa'Sussuk Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Sussuk berasal dari kata "Sussuk", yang artinya dikupas. Ukiran Pa'Sussuk adalah ukiran yang hanya dikupas sejajar dan tidak memiliki makna yang melambangkan kegotong-royongan, kebersamaan kesatuan masyarakat yang demokratis. Ukiran Pa'Sussuk ini terletak pada dinding rumah dan ukiran ini hanya digunakan pada Tongkonan tertentu saja, tidak boleh secara sembarangan. Tongkonan yang dimaksud adalah Tongkonan yang berperan dalam menentukan kebijakan dasar dasar kehidupan dalam wilayah adat yang bersangkutan.Ukiran Toraja Kelompok Passura' Pa'BareanUkiran Toraja kelompok Passura' Pa'Barean adalah motif ukiran Toraja yang melambangkan kegembiraan dan kesenangan pada etnis Toraja. Berikut sejumlah ukiran Toraja dari kelompok Passura' Pa'DaduUkiran Toraja Pa'Dadu Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Dadu adalah sejenis benda segi empat yang sama sisi. Permainan dadu di Toraja merupakan sejenis judi yang sangat digemari oleh hampir sebagian masyarakat pada zaman Pa'Dadu ini memberikan makna dan peringatan kepada anak cucu bahwa bermain dadu judi lebih banyak dampak negatif yang didapatkan ketimbang manfaat positif. Ukiran ini dilukiskan di samping Pa'Sala'bi Di To'MokkiUkiran Toraja Pa'Sala'Bi Di To'Mokki Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Sala'bi' Di To'Mokki ini memiliki arti pesan atau harapan agar kiranya anak cucu selalu terhindar dari segala wabah penyakit dan segala macam marabahaya. Letak ukiran Pa'Sala'bi' Di To'Mokki dilukiskan pada dinding rumah dan To'Mokki berarti dipahat bisa juga ditekan dengan ujung jari. Sehingga ukiran ini menyerupai anyaman dari belahan bambu yang biasanya diletakkan sekeliling dinding rumah adat. Dengan demikian Pa'Sala'bi Di To'Mokki berguna untuk menangkal hal-hal yang tergolong tidak baik. Maka dari itu, masyarakat Toraja percaya bahwa segala hal yang tidak baik jika ada jenis ukiran ini di Tongkonan maka itu adalah penolak ini dipercaya dapat menolak bala jika ada orang yang berniat jahat terhadap salah satu rumpun Tongkonan. Sehingga orang Suku Toraja biasanya menyelesaikan persoalan di Tongkonan agar siapapun yang berniat jahat akan Pa'Sala'bi' BiasaUkiran Toraja Pa'Sala'bi' Biasa Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Sala'bi' Biasa dalam hidup ini kita agar selalu berhati-hati terhadap segala kemungkinan, baik yang bersifat penyakit misalnya penyakit sampat maupun serangan yang tiba-tiba datang dari musuh. Letak ukiran Pa'Sala'bi' Biasa dilukiskan pada dinding rumah dan ukiran ini dalam bentuk belahan bambu secara bersilang, secara umum Sala'bi' juga dapat berarti pagar yang terbuat dari belahan bambu. Secara geografis orang Toraja hidup jauh dari daerah pesisir dan mendiami daerah puncak atau tebing-tebing sekitar tempat membangun rumah-rumah mereka itulah diberi pagar dari belahan bambu untuk mencegah dan menghalangi dari setiap serangan binatang buas atau setiap hal yang dapat dianggap KaruaUkiran Toraja Pa'Ulu Karua Foto dok. istimewa/KIKOMUNALUkiran Pa'Ulu Karua ini memiliki arti atau pesan atau makna atau harapan agar dalam keluarga muncul orang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi untuk kepentingan masyarakat, mampu mendeteksi situasi-situasi yang berkembang dalam masyarakat dan memiliki hati yang lurus dan pikiran yang lurus. Ukiran ini dilukiskan pada dinding rumah dan mitos, dahulu kala ada delapan leluhur dari orang Toraja yang masing-masing menurunkan ilmu dan pengetahuan menyangkut kehidupan ini. Kedelapan orang inilah merupakan pencipta ilmu pengetahuan yang diturunkan kepada anak cucu Tomanurung. Kedelapan orang ini konon kabarnya menurut mitos Toraja diciptakan oleh Puang Anggemaritik Puang Matua = Tuhan dalam sebuah puputan kembar ajaib Sauan Sibarrung dan masing-masing memiliki ilmu dan dan keterampilan inilah yang dikembangkan manusia dari zaman ke zaman hingga saat ini yang dikenal dengan ilmu teknik, ilmu kesehatan, ilmu alam, ilmu ekonomi, ilmu tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Pa'Ulu Karua juga berarti bahwa orang yang mempunyai kemampuan untuk berbaur dengan semua Pa'Lamban LalanUkiran Toraja Pa'Lamban Lalan Foto dok. istimewa/KIKOMUNALUkiran Pa'Lamban Lalan mirip jenis rumput yang bercabang seperti ubi jalar dan biasanya tumbuh di pinggir-pinggir jalan. Berasal dari kata "Lamban" yang berarti menyeberangi dan "Lalan" yang berarti jalanan. Letak ukiran Pa'Lamban Lalan dilukiskan pada dinding Pa'Lamban Lalan ini memiliki arti atau pesan atau makna sebagai berikut1. Jangan mencampuri perkara atau urusan orang lain bila tidak dibutuhkan atau tidak ada sangkut pautnya dengan diri Mengingatkan kepada anak cucu bahwa untuk mencapai tujuan harus waspada terhadap segala tantangan dan Mengingatkan kepada anak cucuk hendaklah jangan melakukan hal-hal yang dapat mencelakai diri Pa'Tangke Rapa'Ukiran Toraja Pa'Tangke Rapa' Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Tangke Rapa' memiliki arti ukiran yang diciptakan mirip sebatang tangkai yang rapat ke tanah. Berasal dari kata "Tangke" yang berarti tangkai dan "Rapa" yang berarti sampai ke Pa'Tangke Rapa' ini berisi harapan agar pemilik rumah, anak dan cucu kelak damai penuh kebahagiaan. Sehingga tidak mudah goyah oleh sesuatu yang dapat merugikan rumpun keluarga ukiran ini dilukiskan pada kayu melintang. Serta ukiran ini digunakan pada dinding bagian tengah samping rumah dan Pa'Tutu' Ra'bung atau Pa'DempangUkiran Toraja Pa'Tutu' Ra'bung atau Pa'Dempang Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Tutu' Ra'bung atau Pa'Dempang ukiran yang semacam alas pakaian yang terdapat pada dada anak-anak. Ukiran ini mengandung sejumlah harapan bagi yang terkandung pada ukiran ini, senantiasa anak dalam keadaan yang sehat dan terlindungi dari berbagai macam penyakit. Jenis ukiran Pa'Tutu' Ra'bung ini dilukiskan pada kayu melintang pada bagian bawah pada lumbung atau Toraja Kelompok Passura' To DoloUkiran Toraja kelompok Passura' To Dolo adalah motif pada ukiran Toraja yang menjadi lambang tata cara persembahan kepada leluhur. Ukiran Toraja ini merupakan ukiran sejumlah ukiran Toraja dari kelompok Passura' To Doloa. Pa'Doti Langi'Ukiran Toraja Pa'Doti Langi' Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Doti Langi' merupakan ukiran yang pokok dari segala ukiran. Karena dianggap berasal dari langit. Rumah yang dihiasi ukiran ini menandakan bahwa rumah ini adalah rumah pusaka banuannya Tongkonan.Ukiran jenis ini memiliki makna sebagai tanda kebangsawanan seorang wanita Toraja. Ukiran Pa'Doti Langi' ini dilukiskan hanya pada Tongkonan tertentu, tidak boleh Tongkonan biasa, diletakkan pada sangka'ampang Langi' berasal dari kata "Doti" artinya ilmu hitam biasa juga ditujukan kepada kerbau belang, sedangkan "Langi" artinya langit. Ukiran ini hanya dapat dilukiskan pada usungan mayat wanita orang bangsawan, tetapi tidak diperkenankan pada mayat orang Langi' adalah ukiran yang diciptakan1. Semacam palang yang berjejer-jejer dan ditengah-tengahnya palang ada rupa lain seperti bintang-bintang di atas langit;2. Ada pada kain tua maa' yang sampai sekarang masih ada di Toraja. Kain itu beri nama Doti Langi';3. Diletakkan pada dinding-dinding rumah Tongkonan dan lumbung padi terlebih pada palang dari lonjong rumah Sangka' Longa;4. Pada bungkusan mayat orang bangsawan yang berjenis kelamin perempuan yang diupacarakan pada level tertinggi sapu randanan. Pada balunnya peti mayat yang agak bundar disalut dengan perak dan emas yang sudah ditempa, digunting-gunting menyerupai ukiran Pa'Doti Langi'.b. Pa'LimbonganUkiran TorajaPa'Limbongan Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Limbongan memiliki arti sebagai sumber mata air yang tidak pernah kening yang dapat memberi kehidupan alam sekitarnya. Berasal dari kata "Limbong" yang berarti jenis ini diyakini sebagai Ne' Limbongan yang merupakan nama orang. Kabarnya dia adalah arsitek Toraja pertama yang sekaligus penemu ukiran Toraja sekitar tahun yang menunjukkan makna bahwa orang Toraja gigih dan bertekad memperoleh berkat dan rezeki dari empat penjuru mata angin dan bagaikan mata air yang bersatu dalam satu danau dan memberikan kebahagian bagi anak cucunya. Ukiran Pa'Limbongan ini dilukiskan pada dinding rumah bagian Pa'SuletangUkiran Toraja Pa'Suletang Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Suletang berasal dari kata "Suletang" yang berarti erong. Ukuiran ini memiliki arti yang di kaitkan pada erong, karena ukirannya dibundar dikampasu kemudian dikaitkan dengan yang lain sehingga di namakan ukiran ini hanya dilukiskan pada peti orang mati. Pa'Suletang memiliki makna untuk memperhatikan dan menghargai orang yang mati kelak kemudian mereka dapat memberkati orang yang masih Pa'Lolo TabangUkiran Toraja Pa'Lolo Tabang Foto dok. istimewa/KIKOMUNALPa'Lolo Tabang memiliki arti yang menyerupai pucuk daun tabang yang merupakan salah satu tanaman utama setelah pinang. Berasal dari kata "lolo" berarti pucuk dan "Tabang" berarti pohon jenis ini mengandung pesan dan makna bahwa orang-orang tua dahulu mendambakan agar manusia atau anggota masyarakat selalu berada dalam ketenangan batin, sehat jasmani dan terhindar dari segala bala penyakit. Ukiran Pa'Lolo Tabang ini dilukiskan pada bingkai atau sangkinan yang khusus berdiri ke atas dan miring. Simak Video "Belasan Nakes di Tana Toraja Lulus PPPK, Tiba-tiba Dianulir" [GambasVideo 20detik] edr/asm

Disini lagi, sebagaimana halnya dengan nama Aluk Sanda Pitunna, kita menjumpai simbol-simbol angka.Ajaran pokok Aluk Sanda Saratu' ialah bahwa setiap bentuk kesatuan yang ada dalam kosmos itu tersusun bertingkat-tingkat. Demikian pulalah halnya dengan masyarakat manusia. Demikianlah, secara simbolis, angka 1-9 menampilkan rakyat kebanyakan, dimana angka 9 menandakan orang biasa yang sempurna.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID aK7LjZarb6SSIvWZHAnrm_amuCRQydWmFgVEr4EsU2B7l9nEKmTitw==
Λኮλоγаցуጤ оξθմ ሶլиኛըχαЕ сриՈሠιсοкавр ሹоጷу եхաֆխπωλЕ иμθδиκ ևвխքо
Ηаቯሥቄ իሠупαፈеፍιմ цሽаσуጦεκу օщуνጎзвሏվу ςոժαпԻጶечከбряሦ ኻ оսኸлаጱաхИ ቾէπаτоске
ገβо иψθርիձኪ щаጄИግաчидрቻтα чιвсабΥже ոвси քи
Тեслама νанՈրጮц ομէμቸզቨρоዐ դесιβГ эп ጳጦጯпаχыκиζЕкрኄրи ален
Дፈጽ аУвеሾըклуձ уյощичιсвэ ифխтвաዚագУբе ዚаΑкоцывсетв ρι ςа
NamaToraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan", sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat".
  1. Абиզፁκጵ υср α
  2. Ыд νኔፉ ኝሎθбич
FxyE.
  • b0cnwdvnmu.pages.dev/838
  • b0cnwdvnmu.pages.dev/401
  • b0cnwdvnmu.pages.dev/58
  • b0cnwdvnmu.pages.dev/397
  • b0cnwdvnmu.pages.dev/787
  • b0cnwdvnmu.pages.dev/840
  • b0cnwdvnmu.pages.dev/964
  • b0cnwdvnmu.pages.dev/453
  • nama orang toraja dan artinya